wargabicara.com
  • Beranda
  • Para Ahli
  • Berita Daerah
  • Pelayanan Publik
  • Keluhan Warga
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Para Ahli
  • Berita Daerah
  • Pelayanan Publik
  • Keluhan Warga
No Result
View All Result
wargabicara.com
No Result
View All Result
Home Suara Warga

Ali Mochtar Ngabalin : Moderasi Beragama Suatu Keniscayaan Membangun Harmoni dalam Keberagaman

Salma Hasna by Salma Hasna
2 September 2024
in Suara Warga
0
Ali Mochtar Ngabalin : Moderasi Beragama Suatu Keniscayaan Membangun Harmoni dalam Keberagaman
0
SHARES
111
VIEWS

Penulis : Prof. Dr, Ali Mochtar Ngabalin, S.Ag., M.Si

WargaBicara.com – Seterang mata hari siang, agama Islam sangat menghargai toleransi dan tidak berlebihan (ghuluw) dalam menyiarkan ajarannya di depan penganut dan pemilik keyakinan lain.

Secara umum, moderasi berakar dari kata moderat yang berarti sikap pertengahan. Dalam sejarahnya, kata moderat muncul dalam dunia poltik, adanya dua kutub yang saling berlawanan, satu kutub pendukung utama pemerintah, dan kutub lainnya merupakan oposisi dan pemberontak, penengah dari kedua kutub tersebut disebut sebagai kubu ‘moderat’, atau lebih tepatnya, kubu penengah.

Pada perkembangan selanjutnya, terminologi moderat lalu digunakan dalam cara pandang terhadap paham keagamaan dan pengamalan dalam beragama. Karena itu, saya akan paparkan substansi moderasi beragama dalam aspek keyakinan dan pengamalan sesuai agama Islam yang dapat diterima oleh agama dan keyakinan mana pun dan didukung oleh konstitusi.

Moderasi dalam terminologi agama Islam adalah sikap pertengahan dalam beragama, sebagaimana Firman Allah, “Dan yang demikian itu Kami telah menjadikan kalian umat Islam sebagai umat pertengahan agar kalian menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul [Muhammad] menjadi saksi atas perbuatan kalian”, (QS. Al-Baqarah: 143). Ayat ini jelas bahwa umat Islam adalah penganut agama yang pertengahan sesuai makna ayat di atas, dan jika merujuk pada penafsiran dari para mufassir klasik maupun kontemporer. Salah satunya, Fayiz bin Sayyaf dalam “Tafsir Ash-Shaghir”, menulis, Demikian pula Kami telah menjadikan kalian umat pertengahan yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul [Muhammad] menjadi saksi atas kalian.

Karena itu, Jika moderasi dikonversi dalam keyakinan berarti menerima secara legowo perbedaan sebagai sebuah keniscayaan. Perbedaan dimaksud adalah adanya perbedaan keyakinan yang terjadi di antara sesama makhluk Allah. Sebab memang dalam pandangan Al-Qur’an, sekalipun Allah menekankan agar manusia hendaknya beriman dan bertaqwa, tetapi di saat yang sama Allah juga memberikan pilihan pada hamba-Nya untuk memilih salah satu dari dua jalan, “Serta Kami juga telah menunjukkan kepadanya dua jalan [selamat dan celaka]”, (QS. Al-Balad: 10).

Sebagai orang Islam wajib meyakini, bahwa selama kita taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi segenap larangannya, maka kita berada pada jalan yang selamat. Namun bagi mereka yang berada di luar jalur keimanan dalam perspektif agama Islam, pun berhak mengklaim jika mereka berada dalam jalan yang bernar dan selamat menurut ajaran dan kepercayaan masing-masing agama. Tidak boleh saling mengusik antarsesama penganut agama, sebab kelak di hari pembalasan semua orang pun dihitung kebaikannya secara personal bukan kolektif. Islam pun sangat menekankan agar umatnya tidak perlu ikut mencampuri tuhan dan sesembahan agama lain, tetapi uruslah agamamu sendiri, Lakum diinukum waliya diin, Bagimu agamu, bagiku agamaku, (QS. Al-Kafirun: 06).

Di sinilah moderasi itu sangat diperlukan, dengan memahami perbedaan (diversity) antar sesama penganut agama maka kita dapat menerima agama apa pun untuk hidup bersama dalam bingkai ‘bhinneka tunggal ika’. Maka wajib berbuat baik pada teman sejawat walau dia beda agama, apakah Protesten, Katolik, Hiundu, Buddha, Konghuchu, dan seterusnya, demikian terhadap tetangga dan saudara yang beda keyakinan, hak-hak sebagai tetangga dan saudara tetap ditunaikan, baik semasa hidup hingga wafat sekalipun, tetap hotmat, bahkan Nabi saja, berdiri menghormati jenazah Yahudi yang lewat di depannya.

Jadi jelas, sangat terang, seterang mata hari siang, bahwa agama Islam sangat menghargai toleransi dan tidak berlebihan (ghuluw) dalam menyiarkan ajarannya di depan penganut dan pemilik keyakinan lain. Tapi tetap respek dan menunaikan hak-hak yang mereka memilik, khususnya dalam bingkai sosial kemasyarakatan. Karena itu, terminologi kafir hanya ada dalam internal agama Islam, dan setiap agama dan kepercayaan pun memiliki terminologi itu. Ketika berada dalam lingkup negara maka semua sama di mata hukum, dan sebagai warga negara.

Maka, tidak boleh pula, jika ada penganut agama lain yang ragu pada agamanya sendiri lalu menarik dan menyeret orang lain untuk ragu pada agama masing-masing dan membuat slogan, “semua agama sama”, atau “semua agama benar”, atau “semua agama selamat”. Tentu yang tepat adalah, “semua agama sama di mata hukum atau di depan negara, wajib masing-masing dilindungi hak-haknya untuk menjalankan agama mereka”, dan “semua agama benar menurut penganutnya masing-masing”, serta “semua agama selamat menurut keyakinan para penganut setiap agama”.

Begitulah pentingnya moderasi dalam memahami agama sehingga dapat menerima eksistensi agama lain untuk hidup berdampingan dengan damai dan sentosa. Sebenarnya moderasi beragama ini sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad dalam sejarah perjalanan umat Islam, itulah yang dikenal sebagai “Piagam Madinan” yang substansinya agar setiap warga negara saling menghargai saling menghormati keyakinan dan siap berjuang melawan musuh yang mengganggu dan mengacau keutuhan negara.

Poin berikutnya, adalah moderasi dalam menjalankan agama. Karena saya beragama Islam, maka penekanan tulisan ini akan memaparkan contoh moderasi dalam beragama sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Sahabat Nabi, Utsman bin Mazh’un yang dikenal sebagai sosok yang zuhud dan menjauhi dunia. Ia juga ikut hijrah ke Madinah dan terus menunjukkan ketekunannya dalam beribadah, bahkan memilih jalan hidup dalam kesederhanaan dengan cukup ekstrim (ghuluw), menolak segala kesenangan duniawi, termasuk berpuasa terus-menerus dan meninggalkan keluarganya demi ibadah.

Akhirnya, suatu hari, istri Utsman bin Mazh’un mengadu kepada Nabi Muhammad bahwa suaminya sangat sedikit memberikan perhatian kepada keluarganya karena terlalu sibuk beribadah. Nabi Muhammad pun memanggil Utsman bin Mazh’un dan menegurnya dengan lembut. Beliau bersabda, “Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu, matamu memiliki hak atasmu, keluargamu memiliki hak atasmu, dan tamumu memiliki hak atasmu.”

Dalam teguran tersebut, Nabi Muhammad mengajarkan bahwa dalam beribadah, seorang muslim harus tetap menjaga keseimbangan antara hak-hak Allah, hak-hak diri sendiri, dan hak-hak orang lain. Dan itulah prinsip moderasi dalam pengamalan agama, menjaga kesimbangan (tawaazun) antara kewajiban agama dan kebutuhan duniawi. Kita wajib ibadah, tetapi diri juga butuh asupan gizi, butuh kalori, karbohidrat, dan sejenisnya, dan itu semua diperoleh dengan cara bekerja, dan orang bekerja butuh otot dan otak. Pada akhirnya, Utsman bin Mazh’un pun menyadari kesalahannya dan mulai memperbaiki cara hidupnya. Ia kemudian menjadi contoh bagi sahabat lainnya dalam menjaga keseimbangan antara ibadah dan kewajiban duniawi.

Riwayat senada dari Imam Ahmad dan dihasankan oleh Al-Albani bahwa suatu ketika Nabi memanggil Utsman bin Mazh’un dan bertanya, Wahai Utsman, aku tidak diutus untuk menyeru orang agar jadi rahib. Apakah engkau membenci sunnahku? ‘Tidak, ya Rasul’, jawabnya. Lalu Nabi bersabda, ‘Sesungguhnya sunnahku adalah shalat dan tidur, puasa dan berbuka, menikah dan cerai, dan barang siapa yang membenci sunnahka maka bukan dari golonganku. Wahai Utsman. Sesungguhnya keluargamu punya hak terhadapmu, dan matamu juga punya hak pada dirimu”.

Demikianlah penekanan Nabi, sebagai manusia teladan sepanjang zaman. Mewajibkan umatnya agar hidup penuh keseimbangan, moderat, tidak terlampau guhuluw atau berlebihan dalam mengamalkan agama, dan tidak pula meremahkan hak-hak orang lain terhadapnya, serta tetap menjalankan kewajiban sebagai hamba Allah, bertauhid dan beribadah penuh keikhlasan dengan megikuti contoh dari Nabi. Demikianlah moderasi dalam beragama. Wallahu A’lam!

* Guru Besar di Busan University of Foreign Studies (FUFS), Busan, Korea Selatan.

Penulis : Prof. Dr, Ali Mochtar Ngabalin, S.Ag., M.Si

Baca Juga : Panduan Amalan dan Puasa 10 Muharram: Meraih Berkah Hari Asyura dalam Tradisi Islam

Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari WargaBicara.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email tau sosial media kami lainnya.    

Tags: Ali Mochtar NgabalinIslamKeluhan WargaModerasiModerasi Beragama
Salma Hasna

Salma Hasna

Related Posts

MediaHub jadi rujukan untuk informasi akurat
Suara Warga

Media Hub Polri Jadi Inovasi Polri dalam Memberikan Informasi Cepat dan Tepat

16 April 2025
Sukses Kelola Arus Mudik, Polri Raih Apresiasi dari Sejumlah Pejabat Publik
Suara Warga

Sukses Kelola Arus Mudik, Polri Raih Apresiasi dari Sejumlah Pejabat Publik

8 April 2025
Anggota Komisi III DPR RI, Bimantoro Wiyono, S.H.
Suara Warga

Bimantoro Wiyono Apresiasi Langkah Polri dalam Mengamankan Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025

7 April 2025
Next Post
Penyambutan Kirab Api PON XXI di Aceh

Sambutan Hangat dan Penuh Semangat: Penyambutan Kirab Api PON XXI yang Meriah di Banda Aceh

Pelatih Aceh Minta Maaf Usai Gagal Melaju ke Final PON 2024

Pelatih Aceh Minta Maaf Usai Gagal Melaju ke Final PON 2024

Malik Risaldi Cetak Dua Gol dan Bawa Persebaya Menang di Gelora Bung Tomo

Malik Risaldi Cetak Dua Gol dan Bawa Persebaya Menang di Gelora Bung Tomo

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Login
Notify of
guest

guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Recommended

Polres Bima Gelar Vaksinasi Drive Thru

Polres Bima Gelar Vaksinasi Drive Thru

4 tahun ago
Vaksinasi COVID-19 per 28 Maret 2021: Penerima Dosis Pertama 7.243.202, Kedua 3.246.455

Vaksinasi COVID-19 per 28 Maret 2021: Penerima Dosis Pertama 7.243.202, Kedua 3.246.455

4 tahun ago
Tahun 2022, Sukoharjo Rencananya Terapkan Tilang Elektronik. Ini 10 Titik Pemasangan ETLE

Tahun 2022, Sukoharjo Rencananya Terapkan Tilang Elektronik. Ini 10 Titik Pemasangan ETLE

4 tahun ago
Polda Jatim Distribusikan Daging Kurban Door to Door untuk Warga Terdampak Covid-19

Polda Jatim Distribusikan Daging Kurban Door to Door untuk Warga Terdampak Covid-19

4 tahun ago

Categories

  • Bansos
  • Beranda
  • Berita Daerah
  • Berita Daerah
  • Culture
  • Hot News
  • Humas.polri.go.id
  • jaga negeri
  • Kamtibmas
  • Keluhan Warga
  • Narasi Ahli
  • Para Ahli
  • Pelayanan Publik
  • Sports
  • Suara Warga
  • Travel
  • Trending no.1 Media Sosial.

Topics

APIC Arus Mudik Bandung Bansos Berita Berita Jawa Tengah Berita Terkini Bisnis DIVHUMAS DKI Jakarta Ekonomi Foto News Health Info Indonesia Infografis Internasional Islam Jawa Barat Jawa Tengah - DIY Kakorlantas Keluhan Warga Kemenkes Kominfo Korlantas Korlantas Polri Layanan Publik Mabes Polri Mal Pelayanan Publik Megapolitan MPP Nataru News PANRB Pelayanan Publik Pemerintah Pemilu Pemilu 2024 pemprov dki Peristiwa Polisi Polri Prabowo Subianto Suara Warga Sumatera Transjakarta
No Result
View All Result

Highlights

SAKA Museum Bali Dinobatkan sebagai Salah Satu Museum Terindah di Dunia 2025

Tragedi Ledakan di Garut: Detonator Meledak, 13 Orang Tewas

Rachel Manurung Resmi Bergabung dengan Now United, Wakili Indonesia di Panggung Internasional

FIFA Hukum Indonesia, Menpora Minta Suporter Jaga Sikap

Tak Terkalahkan di JIS, Persija Jakarta Kembali Bungkam Lawan dengan Skor Telak 3-0

Tokoh Legendaris Pencak Silat Eddie Mardjoeki Nalapraya Tutup Usia

Trending

Atalarik Syach Kecewa Rumahnya di Cibinong Dieksekusi Paksa Meski Sengketa Belum Inkrah
Beranda

Atalarik Syach Kecewa Rumahnya di Cibinong Dieksekusi Paksa Meski Sengketa Belum Inkrah

by Salma Hasna
16 Mei 2025
0

Jakarta - Rumah milik aktor senior Atalarik Syach yang berada di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, dieksekusi...

Davina Karamoy

Davina Karamoy Ungkap Target Menikah dan Alasan Enggan Berpasangan dengan Aktor

16 Mei 2025
Film Jumbo

Film Jumbo Tembus 7 Juta Penonton, Masuk Tiga Besar Sepanjang Masa

16 Mei 2025
SAKA Museum Bali Dinobatkan sebagai Salah Satu Museum Terindah di Dunia 2025

SAKA Museum Bali Dinobatkan sebagai Salah Satu Museum Terindah di Dunia 2025

15 Mei 2025
Dudung Abdurachman Ungkap Kronologi Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Garut yang Tewaskan 13 Orang

Tragedi Ledakan di Garut: Detonator Meledak, 13 Orang Tewas

15 Mei 2025
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

© Copyright Wargabicara Team All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Para Ahli
  • Berita Daerah
  • Pelayanan Publik
  • Keluhan Warga

© Copyright Wargabicara Team All Rights Reserved

wpDiscuz