Tempo.co – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kabar perkembangan vaksin terkini memberikan sentimen positif bagi perekonomian. “Vaksin Pfizer memberikan sentimen positif di seluruh dunia,” ujar dia dalam acara salah satu televisi swasta, Selasa, 10 November 2020.
Sebelumnya, perusahaan farmasi Amerika, Pfizer, mengumumkan pada Senin 9 November 2020 bahwa berdasarkan data amatan awal, vaksin Covid-19 yang dikembangkannya memiliki tingkat efektivitas lebih dari 90 persen. Angka itu, jika bertahan hingga analisa akhir, diklaim jauh melampaui efikasi yang diharapkan sebelumnya.
Pfizer menjelaskan soal analisa interim berdasarkan kajian terhadap 94 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pertama yang muncul dari antara 43 ribuan relawan uji klinis vaksinnya. Analisa itu mendapati kurang dari 10 persen dari jumlah kasus positif itu yang berasal dari relawan penerima suntikan vaksin.
Selebihnya, lebih dari 90 persen, berasal dari mereka yang menerima plasebo atau cairan biasa sebagai kontrol. Lebih jauh, Pfizer menyatakan bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkannya memberi efek perlindungan tujuh hari setelah pemberian dosis kedua, atau 28 hari setelah yang pertama.
Sentimen positif dari vaksin tersebut diharapkan semakin menguat dengan adanya dampak terpilihnya Joe Biden pada pemilihan presiden di Amerika Serikat. Begitu pula dengan adanya momentum pembalikan ekonomi di dalam negeri.
“Jadi ada berbagai hal yang kita masih akan bekerja lebih keras agar kuartal IV momentumnya semakin kuat,” tutur Sri Mulyani.
Dia mengatakan saat ini dunia sudah memasuki bulan ke sembilan atau ke sepuluh dari masa pandemi Covid-19. Persoalan yang mulanya adalah masalah kesehatan itu pun, tutur dia, kini telah merambat menjadi masalah sosial, ekonomi, dan keuangan di seluruh dunia. “Banyak negara yang terdampak sangat dalam akibat pandemi.”
Bahkan, ujar dia, saat ini sejumlah negara di Eropa dan Amerika pun mulai mengalami gelombang kedua Covid-19. Khususnya, menjelang musim dingin mendatang. Karena itu, semua pihak berupaya mengendalikan Covid-19 dengan menekan tingkat kematian dan menggenjot tingkat kesembuhan, termasuk menemukan vaksin yang efektif agar vaksinasi bisa segera dilakukan.
Dia mengatakan penyelesaian masalah ekonomi saat ini harus dilakukan dengan terlebih dahulu menangani sektor kesehatan, yaitu pandemi Covid-19 yang masih belum usai. Ia mengatakan berbagai negara tetap melihat peluang pembalikan ekonomi, namun tetap berhati-hati. Pasalnya, gelombang kedua Covid-19 mulai terjadi di berbagai negara dan menimbulkan kompleksitas dari sisi kebijakan untuk masyarakat.
“Saat mereka harus menghadapi gelombang kedua, maka daya tahan mereka untuk bisa menangani meningkatnya Covid-19 juga akan sangat berbeda dengan gelombang pertama,” ujar Sri Mulyani. “Ini harus diwaspadai terutama yang terjadi di berbagai belahan negara maju, seperti Eropa dan Amerika Serikat.”